ilustrasi semi-kartun modern seseorang yang sedang bekerja di depan laptop sambil dikelilingi notifikasi dan koneksi digital tanpa henti

Pola Kerja di Era Internet: Antara Kebebasan, Burnout, dan Kesadaran Diri

Pola kerja internet hari ini makin kompleks, bukan cuma karena teknologinya yang terus berkembang, tapi juga karena cara manusia menyikapinya yang ikut berubah. Dulu, internet cuma dipakai buat browsing dan kirim email. Sekarang? Tiap aspek hidup udah kayak dikunci sama koneksi.

Waktu pertama kali kenal internet masih SMP. Sekadar buka Google dan cari gambar kartun udah bikin takjub. Sekarang, buka internet nggak cuma buat cari informasi, tapi juga kerja, komunikasi, bahkan identitas digital. Semua bertumpu ke sana.

Tapi di balik kemudahan itu, ada satu hal yang mulai terasa makin kabur: pola kerja yang sehat.

Dulu, kerja itu ya masuk kantor, duduk 8 jam, terus pulang. Sekarang? Kerja bisa dari mana aja. Tapi karena bisa dari mana aja, batasnya jadi hilang. Bisa jadi jam 11 malam masih bales email, atau pas lagi makan siang malah mikirin revisi desain. Semuanya bercampur.

Apalagi buat yang kerja di dunia digital atau freelance. Fleksibilitas seringkali jadi jebakan. Kerja bisa kapan aja, tapi akhirnya kerja terus-terusan. Dan anehnya, itu dianggap normal.

Dari situ mulai kelihatan, yang bikin burnout bukan cuma volume kerja, tapi hilangnya pola. Nggak ada jeda yang jelas, nggak ada batas antara kerja dan istirahat. Dan karena semua nyambung ke internet, jadi susah lepas.

Kadang dibandingin sama artikel lama tentang cara menggunakan Focus Assist di Windows 11. Fitur kecil, tapi dampaknya lumayan. Bukan soal teknologinya, tapi soal kontrol. Bisa nggak seseorang atur ritme kerja sendiri di tengah hiruk pikuk notifikasi?

Masalahnya bukan di internet. Tapi gimana cara menyusun ulang pola hidup dan kerja di dalamnya. Karena selama nggak punya aturan sendiri, bakal kebawa arus. Dan internet nggak bakal berhenti ngajak buat ngebut.

Makanya mulai coba nerapin beberapa hal kecil. Misal, pagi sampai jam 10 off notifikasi. Jam 12 sampai 1 makan tanpa buka laptop. Malam, jam 9 udah nggak buka layar. Nggak selalu berhasil, tapi setidaknya ada usaha buat narik rem.

Salah satu insight paling berguna justru datang dari pengalaman bangkit dari burnout. Waktu itu sadar banget, pola itu penting bukan cuma buat produktivitas, tapi juga buat ngerasa hidup. Rasanya beda banget antara kerja 4 jam dengan ritme teratur dibanding kerja 10 jam tanpa arah.

Bahkan dalam tulisan reflektif tentang digital minimalism juga kerasa banget bahwa hal-hal yang kelihatan sederhana justru berpengaruh ke cara seseorang membangun keseimbangan. Mengurangi distraksi bukan soal menghindar, tapi memilih. Dan pola kerja yang baik nggak akan hadir kalau tiap jam selalu nyambung ke layar tanpa mikir.

Internet kasih kemungkinan tak terbatas. Tapi justru karena itu, perlu batas yang lebih jelas. Dan batas itu bukan sistem buatan orang lain, tapi keputusan pribadi. Mau jalan terus atau berhenti sebentar, itu keputusan masing-masing.

Jadi kalau ditanya pola kerja di era internet itu kayak apa? Jawabannya: tergantung seberapa sadar seseorang mengaturnya. Karena internet bakal terus nyala. Yang perlu dimatiin, mungkin diri sendiri, sejenak, biar bisa nyala lagi dengan cara yang lebih sehat.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *