Duduk-duduk, bukan berarti tidak bekerja

446ba3c56eabffd5_78631820.preview

Teman saya bilang “dia enak duduk-duduk sementara saya kerja keras” itu masih perlu diasah. Wajar saja sih, toh dia belum pernah benar-benar merasakan di posisi jadi pengusaha.

Pengusaha tidak mengenal jam kantor, tidak mengenal tempat, dimana saja dan kapan saja pun bisa melakukan pekerjaan yang diinginkan. Pengusaha berani investasi waktu, menunda kesenangan saat ini untuk kesenangan yang lebih besar di masa mendatang.

Teman saya mungkin tidak pernah tahu, bagaimana saya belajar berwirausaha dan kemampuan soft-skill lainnya dengan keras, untuk bisa berkomunikasi dengan calon klien dan calon partner.

Teman saya mungkin tidak pernah tahu, bagaimana saya menghitung dengan teliti nilai project dibandingkan dengan cost yang harus dikeluarkan setiap bulannya, termasuk kebutuhan pribadi diluar perusahaan.

Teman saya mungkin tidak pernah tahu, bagaimana saya keluar untuk mencari jejaring yang pas untuk bisa mempertahankan bisnisnya, dengan mengorbankan waktu berkumpul bersama keluarganya.

Teman saya mungkin tidak pernah tahu, bagaimana saya selalu waspada siang dan malam terhadap datangnya segala email dari klien dan partner, demi menjaga kepercayaan dan hubungan bisnisnya.

Teman saya mungkin tidak pernah tahu, bagaimana saya merasakan stress sendiri saat ada masalah yang tidak mungkin untuk di-share oleh siapapun.

Intinya, ada banyak hal yang tidak diketahui seseorang yang masih berpikir “dia enak duduk-duduk, sementara saya kerja keras”. Duduk-duduknya si pengusaha beneran, bukan berarti malas-malasan atau tidak melakukan apa-apa. 🙂